Pada saat SMA, ia sudah menjadi wartawan freelance di koran-koran seperti, Jayakarta, Sinar Pagi, Pelita, Swadhesi, Kawanku, Gadis, Aneka Yess, Anita Cemerlang. Sudah 3 tahun terakhir ini dia hobi menulis novel dengan genre sejarah. Ia sangat bosan dengan jenis tulisan yang monoton dan paling tidak ia ingin memberikan sedikit sumbangsih kepada bangsa dalam mendokumentasikan sejarah dalam buku. Dengan hobi menulisnya, ia bisa menyelesaikan sekolah hingga jenjang perkuliahan, bahkan ia mendapatkan apapun yang ia mau dari menulis.
Selain berkecimpung di dunia menulis dan jurnalis, Gara sangat menyukai melukis dan ia pula terjun ke dunia film sebagai penulis skenario dan sutradara. Terakhir ia membuat sebuah film dokumenter tentang Sumatra Utara di salah satu stasiun TV terkemuka di Indonesia.“Menulis itu sebuah proses, enggak bisa instan dalam hitungan hari. Jadi berproseslah terus hingga benar-benar jadi penulis.” Itulah kutipan pesan yang ia sampaikan disela-sela wawancara sebagai motivasi penulis pemula yang berkeinginan kuat menjadi penulis yang profesional. Semoga apa yang telah dicapai oleh seorang Putra Gara menginspirasi kita semua untuk menjadi orang yang selalu berusaha meraih cita-cita menjadi penulis yang hebat. (NO)
Benarkah ini http://hukum.kompasiana.com/2013/03/16/pemalsuan-isbn-international-serial-book-number-dilakukan-oleh-penulis-terkenal-543194.html
BalasHapus