INBOX UNTUK ALAN
Oleh: Fanny YS
Oleh: Fanny YS
Hay, Alan!
Pas aku ngetik inbox ini, aku yakin kamu lagi berleha-leha di dalam perut burung besi raksasa yang menelanmu dan membawamu terbang membelah angkasa. Gimana rasanya, Lan? Ah, aku tahu ini bukan pengalamanmu yang pertama. Jujur, satu foto yang enggak sengaja kulihat di wall facebookmu kemarin membuatku melongo. Posemu yang berdiri di samping patung Budha di Chiang Mai itu keren banget. Dan sekarang, Oktober ini, kamu bertolak ke Belgia … WEW banget, Lan!
Pas aku ngetik inbox ini, aku yakin kamu lagi berleha-leha di dalam perut burung besi raksasa yang menelanmu dan membawamu terbang membelah angkasa. Gimana rasanya, Lan? Ah, aku tahu ini bukan pengalamanmu yang pertama. Jujur, satu foto yang enggak sengaja kulihat di wall facebookmu kemarin membuatku melongo. Posemu yang berdiri di samping patung Budha di Chiang Mai itu keren banget. Dan sekarang, Oktober ini, kamu bertolak ke Belgia … WEW banget, Lan!
Aiiiish, jangankan mimpi, membayangkan kayak apa
tempatnya aja aku enggak pernah. Bingung, Lan. Belgia itu di sebelah mana, ya?
Hehehe … Geografiku masih aja jeblok sampe sekarang!
Kamu tahu, Lan? Waktu kita chatting semalam dan kamu tanya tentang kerjaanku, aku mendadak
minder dan envy. Sampai hari ini, aku
masih aja mondar-mandir di Puskesmas. Masih dengan status D III dan wiyata
bakti. Ujung-ujungnya parkir di depan komputer jadul demi naskah novelku yang
enggak jelas nasibnya. Sedangkan kamu … S1 kelar, sekarang giliran beasiswa S2 Health Public di Belgia. Cuma ada 10
orang dari Indonesia dan kamu salah satunya. Kamu hebat, Lan!
“Setiap orang punya jalan dan rejeki
sendiri-sendiri,” katamu.
Iya, Lan. Aku mensyukuri rezekiku. Dan semoga kamu juga senantiasa begitu. Semangat ya, Lan! Meskipun katamu Mak Dirah sering nangis, percayalah … air matanya adalah ungkapan bangga dan bahagia. Doanya pasti akan selalu mengiringi langkahmu, anak sulungnya. Aku yakin, kamu bisa jadi panutan buat Ojon dan Mirah. Mereka berdua pasti jadi tambah semangat belajarnya, biar jadi seperti kakaknya. Satu lagi, aku jamin bapakmu juga akan tersenyum takjub dari atas sana.
Iya, Lan. Aku mensyukuri rezekiku. Dan semoga kamu juga senantiasa begitu. Semangat ya, Lan! Meskipun katamu Mak Dirah sering nangis, percayalah … air matanya adalah ungkapan bangga dan bahagia. Doanya pasti akan selalu mengiringi langkahmu, anak sulungnya. Aku yakin, kamu bisa jadi panutan buat Ojon dan Mirah. Mereka berdua pasti jadi tambah semangat belajarnya, biar jadi seperti kakaknya. Satu lagi, aku jamin bapakmu juga akan tersenyum takjub dari atas sana.
Berhubung inbox-ku udah panjang banget kayak sepur, cukup sekian ya, Lan. Kutunggu ceritamu selanjutnya. Siapa tahu bisa jadi bahan inspirasi di novelku berikutnya. Jiaaaah, satu novel aja juga belum kelar-kelar. Ah, pokoknya tetep aku tunggu! Tentang kuliahmu, tentang bule-bule di sana, makanan, tempat jalan-jalan dan … ah, semuanya! Dan juga tentang hujan. Kira-kira sekarang di Belgia lagi musim apa, ya? Kalo di sini hujannya air, di sana hujannya berubah jadi hujan uang enggak ya? Kalo iya, aku mau siap-siap buat nyusul kamu! Hehehe ….
Big hug,
Rika
END
*Persembahan spesial untuk sahabatku yang hendak mengenyam ilmu di Belgia.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !