MEMORABELIA SEPTEMBER YANG KATAMU CERIA
Oleh: Fina Lanahdiana
barangkali kita terlanjur mengucap selamat datang
kepada september yang diam-diam larut dalam kenangan
yang kelak menerjemahkan keceriaan
lantas bibir kita terlalu lihai mengikat kata-kata
"bukankah segala mantan kelak akan kembali kepada
kenang?
membiarkan pepatah kosong menelusup
kemudian memaksa untuk pura-pura adalah semacam lupa
yang menyimpan terlalu banyak luka
bahwa tak setiap yang kita yakinkan adalah patut untuk
kita aminkan
sehari-hari, barangkali kita memang terlalu cepat
menyimpulkan riwayat
tentang detik jam yang berdetak, tentang lagu-lagu
yang merelakan dirinya kepada telinga kita, tentang anak bulan yang berputar terlalu
cepat
itu adalah semata-mata sebab kepala kita yang
terlampau lumat memelihara penat
maka kemudian kita akan sampai kepada dahaga; tertawa
adalah cara kita mengetahui seberapa pandai diri kita dalam melupa.
Kendal, 2012
=================================================
Lelaki Tanpa Secangkir Kopi
Oleh : Adi Saputra
Sepagi ini tiada secangkir kopi yang mengepul di meja
kerjamu karena engkau telah lebih dulu menyeduh embun pagi sebelum merpati
sempat membereskan kasur tidurnya…
Daun-daun jatuh, melayang bersama origami Bougenville
yang merah muda
Kantukku terbangun oleh keringatmu, desah kehidupan di
tepi secangkir kopi yang sengaja kaulupakan, bukan tak ingin mengajarkan cara
mengecap pahitnya, cukup saja tahu ia tak lebih menyenangkan lidahmu tanpa
gula…
Daun-daun jatuh, sehangat air mata dan sebilah
Cinnamon yang jingga
: selalu ada secawan madu dan Camelia merah di pucuk
rinduku, Pak…
Jambi, 2011
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !