Satu lagi even kepenulisan meramaikan Bali! ‘Bali Emerging Writers Festival (BEWF) 2012’ hadir sebagai pra-even festival sastra internasional Ubud Writers & Readers Festival. BEWF berlangsung dari 25-27 Mei 2012 di Serambi Arts Antida, Kesiman, Denpasar. Tidak hanya membahas tentang sastra, even gratis yang dikemas dalam ragam diskusi panel dan workshop ini juga membahas aktivisme sosial, film, dan fotografi.
Hari pertama even ini dibuka dengan diskusi panel mengenai film yang menghadirkan Dwitra J. Ariana dan Ridwan Rudiarto sebagai narasumber. Penulis senior Saut Polak Tambunan serta dua penulis muda, Putu ‘Lady Katana’ Felisia dan Aya Lancaster, mengisi sesi berikutnya. Dalam diskusi bertajuk ‘Di Antara Cerpen dan Novel’, Om Saut berpesan bahwa menulis haruslah tetap bisa dilakukan tanpa harus meninggalkan main job kita. Rangkaian acara ini ditutup dengan pemutaran beberapa film pendek dan video art. Termasuk sebuah film berjudul ‘Lampion-lampion’ karya Weitra J. Ariana yang telah meraih berbagai penghargaan.
Keesokan paginya, Om Saut kembali hadir. Namun berbeda dengan hari sebelumnya, salah satu penulis yang paling konsisten selama empat dekade ini langsung datang ‘menyerang’ SMAN 1 Denpasar dalam workshop kepenulisannya. “Jangan percaya pada mood!” katanya lantang. Sementara di Serambi Art Antida juga sedang berlangsung forum tatap muka membedah puisi bersama Asep Zamzam Noor dan penyair muda kelahiran 1991, Ni Made Frischa Aswarini. Aktivis rockstar I Gede Roby ‘Navicula’ Supriyanto dan pujangga perlawanan Pande Putu Setiawan melanjutkan sesi dengan mengulik kepenulisan jurnalisme. Usai sharring ilmu dalam diskusi, even berlanjut pada sebuah Celebration Night. Bukan dugem, apalagi ‘drug and disco’. Kemeriahan hadir dalam bentuk pentas musik dari band-band unguulan seperti Emergency Exit, Snap Back, Discotion Pill, Ganjil, serta Dankie (Dialog Dini Hari) Sandra Fay. Tak absen, berbagai karakter animasi pun muncul wara-wiri bersama Bali Cosplay Community.
‘Hari Komunitas’ menjadi tajuk persembahan terakhir BEWF 2012. Bersama Komunitas Anak Alam, Gdebook, Mahima, Komunitas Sahaja, SheregArt, Youth Corner Bali, dan Aya Lancaster Foundation, BEWF mengajak pengunjung untuk saling sharring seputar minat seni grafis, kepenulisan kreatif, hingga karya perfilman. Setelah sebelumnya Saylow Alrite dan Anggara Mahendra hadir untuk membahas seputar interaksi visual dunia maya serta Cok Sawitri dan Paramitha Eka Putri yang mengupas tentang ‘Perempuan Bali’.
Sebagai penutup, BEWF menampilkan pementasan teater oleh Komunitas Sahaja, musikalisasi puisi oleh Komunitas Mahima, dan musik akustik oleh Crayon Band. Tak lupa sesi ‘open mike’ untuk seluruh pengunjung yang ingin berpartisipasi secara spontan.
Sampai jumpa di Ubud Writers & Readers Festival, 3-7 Oktober 2012, Gianyar-Bali!
pak Saut!^^
BalasHapusLady Katana Fei Putu Felisia...^^