Artikel Acak:
Home » , » Profile Penulis : Triani Retno, Penulis Pantang Menyerah

Profile Penulis : Triani Retno, Penulis Pantang Menyerah



Triani Retno, atau yang kerap disapa dengan sebutan teh Eno, yang juga pemilik nama pena Teera adalah seorang penulis hebat yang dimiliki negeri ini. Perempuan cantik berjilbab ini mengaku suka dengan dunia menulis sejak SD. Ketika itu ia sudah membaca majalah Hai sejak kelas 6 SD. Sebelumnya ia juga kerap membaca majalah Ananda. Buku-buku yang sering dbaca ketika SD adalah karya S.H Mintardja (Api di Bukit Menoreh dan Nogososro Sabuk Inten), Enid Blyton (Lima Sekawan, Sapta Siaga, Pasukan Mau Tahu, St. Clare, Mallory Towers, Si Badung), dan Alfred Hitchock (Trio Detektif ).

Karya-karyanya di media sangatlah banyak, diantaranya adalah cerpen di majalah, yang pertama berjudul “Now or Never”, dimuat di majalah Aneka Ria (sekarang Aneka Yess) tahun 1995. Setelah itu dimuat di berbagai majalah, seperti Kawanku, Anita Cemerlang, Mode, Ceria Remaja, Say, Story, Sekar, Kartika, Bobo, Mombi, dan harian Tribun Jabar. Ia tak hanya menulis cerpen remaja, tapi juga menulis cerpen anak-anak dan dewasa, meski dalam jumlah yang jauh lebih sedikit. Tak hanya menulis fiksi, terkadang ia kerap menulis buku-buku nonfiksi yang bermanfaat.

Karya-karyanya juga sudah banyak yang dibukukan, seperti novel perdananya Bukan Jilbab Semusim (pemenang harapan lomba menulis novel islami Penerbit Tiga Serangkai) dan antologi nonfiksi Gue Anak SMA (Penerbit CINTA). Setelah itu ia kembali mengeluarkan novel yang sangat keren, seperti Please Don’t Go (penerbit Cinta), Men Not Allowed (Penerbit Cinta), Menjemput Risalah-Mu (penerbit Mizania), The Boarding#1: Please Deh (Gema Insani Press), Masih Ada Hati Bicara (Gema Insani Press), Bodyguard Bawel (Gramedia Pustaka Utama), Kilau Satu Bintang (Frenari), Foolove (Lingkar Pena Publishing House), Smile Aku Naksir Kamu (Sheila, divisi fiksi Penerbit Andi), dan The Reunion (Sheila, divisi fiksi Penerbit Andi). Tak hanya menulis fiksi, terkadang ia kerap menulis buku-buku nonfiksi yang bermanfaat, antara lain 25 Curhat Calon Penulis Beken (Gramedia Pustaka Utama), Ordinary Mom (Luxima), dan Quantum Reading for Kids (Luxima). Beberapa antologi juga ia telah terbitkan seperti, Jumpalitan Menjadi Ibu (Lingkar Pena Publishing House), Dalam Kasih Ibu dan Mother Bukan Monster (Glitzy), Titik Balik (Leutika), A Cup of Tea for Single Mom (Stiletto), Scary Moments 1 (Indie Publishing) dan Rahasia Penulis Hebat #1 (Gramedia Pustaka Utama).

“Saya pertama kali mengirim cerpen ke majalah ketika kelas 3 SMP. Ditolak, ditolak, dan ditolak terus. Akhirnya cerpen pertama saya dimuat di majalah ketika saya kuliah semester 4. Jadi, bukan omong kosong kalau saya katakan, “Baru satu kali ditolak udah mau nyerah? Kenapa nggak ke laut aja?” ujarnya ketika ditanya tentang pengalaman ditolak penerbit. Jadi, catet ya! Saya memulai dari status sebagai pemula. Sangaaat pemula. Jangan lihat dari sekarangnya, dong. Semua kan nggak terjadi secara tiba-tiba. Ada prosesnya,” ujarnya ketika ditanya tentang pengalaman ditolak penerbit. Selama bergelut di dunia kepenulisan, ia telah mengalami suka dukanya menjadi penulis. Baginya, jalan sebagai penulis itu tidak selalu mulus. Ia pun mengalami hal itu, seperti naskah yang dimuat tanpa pemberitahuan dan honor yang tidak dibayar. Namun seberat apapun rintangan yang ia hadapi dalam dunia menulis, baginya dunia menulis itu sangat bermanfaat dan mengasyikan. Dengan menulis ia menjadi lebih mandiri dan berpenghasilan yang cukup tanpa harus berurusan dengan dunia perkantoran. Karena hobi menulisnyalah, ia juga dipercaya menjadi editor penerbit mayor maupun indie.

Ketika ditanya soal pandangannya terhadap pendidikan, dengan jelas ia mengatakan “Pendidikan itu proses pembelajaran seumur hidup. Tidak akan berhenti setelah mendapat ijazah.” Itulah pandangan Triani Retno tentang betapa pentingnya dunia pendidikan, karena pendidikan itu sendiri merupakan tonggak utama kita dalam menggapai cita-cita. “Banyak baca! Variasikan bacaan. Serta ikuti proses dan jangan karena keseringan makan mi instan lalu ingin semuanya serba instan,” pesannya untuk penulis muda diiringi canda. (*RV)

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Sponsor

Sponsor
 
Support : Johny Template | Mas Template
Powered by : Blogger
Copyright © 2012-2013 C-Magz - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Edited by Baser