Buku di Mata Para Penulis
Buku adalah pintu ilmu; jendela dunia. Dengan membaca buku, orang akan
semakin tahu mengenai dunia. Orang yang belum pernah ke Amerika, akan
tahu dengan sendirinya melalui banyak membaca. Walau tidak tahu secara
keseluruhan, tetapi dengan membaca, orang tersebut mempunyai
bayang-bayang seperti apa itu Amerika.
Buku juga merupakan ladang
ilmu. Ladang untuk menanam benih. Benih yang baik tentu akan
menghasilkan hasil yang baik pula. Begitu pun sebaliknya. Banyak orang
yang terinspirasi tentang hidup dari buku yang dibacanya dan tak jarang
pula, orang bisa berubah pikirannya dengan membaca buku-buku yang
berbau maksiat.
So, bagaimana pendapat beberapa penulis mengenai buku dan perkembangannya? Simak hasil wawancara team C-Magz berikut ini.
Menurutnya, buku itu tidak hanya sebagai teman membunuh waktu kosong.
Di dalam buku, begitu banyak hal yang bisa digali dan tidak hanya
memberi kita referensi yang segmented pada apa yang kita baca,
melainkan memberi wawasan lebih makro bagi kita yang membaca buku. Atau
bahasa simple-nya, pembaca buku pasti tidak kuper.
Bapak yang lahir
16 Juni 1972 itu ternyata mencintai dunia literasi sejak SMP, lebih
tepatnya ketika beliau diberi tugas mengawal mading. Baginya, mengelola
mading itu sungguh menggembirakan sebab bisa melihat apresiasi
kawan-kawan sebayanya. Apa yang ada di dalam benak akan tercurah
melalui tulisan dan dipajang di mading.
Walaupun, secara industri,
penerbitan buku bukanlah industry primadona seperti era sebelum media
online menjadi kebutuhan masyarakat moderan, tetapi bukan berarti dunia
penerbitan buku akan mati. Terbukti semakin berkembangnya teknologi,
banyak pula melahirkan buku-buku best seller. Bahkan, industri film
sekarang ini mulai tergantung dengan industri buku.
Tulisan akan
abadi di sebuah buku. Sampai kapanpun buku akan tetap ada. Jadi,
tetaplah menulis dan berkarya sebab pembaca buku akan terus meningkat.
Selamat Hari Buku Nasional.
Menurutnya, hari buku
atau bukan, membaca itu selalu dilakukan hampir tiap hari. Kecintaan
terhadap buku sebaiknya memang dipupuk, bukan kepada bendanya, tapi
ilmu yang terkandung di dalamnya. Jadi kalau kita hargai buku, kita
hargai
pula ilmunya. Kalau buku itu kan benda yang bisa awet, bisa diturunkan
dan dipinjamkan, itu juga amal ibadah buat kita, bisa jadi amal jariah.
Jadi kalau ada uang sisihkanlah beli buku. Di hari buku atau bukan,
setiap ada uang sisihkan, beli buku. Karena harga buku toh enggak
seberapa. Semahal-mahalnya buku yang kubeli, tentang nabi Muhammad, itu
harganya cuma dua ratus ribuan, dibanding sekali makan-makan ama temen
langsung abis seketika itu. Tapi buku, enggak akan abis sampai kita gak
ada, selama kita merawat benda dan ilmunya.
Ibu rumah tangga
yang mempunyai 4 orang anak ini ternyata menyukai dunia literasi sejak
masih kecil. Akan tetapi, keinginannya itu mulai terkabul di tahun
2006. Awalnya, keluarganya meragukan akan kemampuan yang ia miliki.
Lantas, dibuktikan dengan hasil karya yang dimuat di berbagai media.
Melihat kemampuan yang dimiliki, perempuan yang lahir 30 Agustus 1972
akhirnya mendapat dukungan penuh dari pihak keluarga.
Baginya,
tidak ada buku sama seperti ia kehilangan mascara. Sebab, membaca buku
sudah mendarah daging dalam tubuh dan jiwanya. Semakin banyak membaca
buku, semakin kukuh dalam hati untuk menjadi seorang penulis. Dan
sampai tahun ini, Ina Inong telah menerbitkan 16 buku bacaan anak-anak
dan dalam waktu dekat, akan ada beberapa bukunya yang akan terbit.
Sayangnya, di era sekarang ini, Mamah Ina mengkhawatirkan adanya
ketidak seimbangan antara penulis dan pembaca. Dalam artian, penulis
semakin banyak, yang ingin menjadi penulis pun jumlahnya tak sedikit,
tapi minat membaca di masyarakat justru tidak sepadan.
Mamah ina
berharap, karya-karya penulis lokal akan semakin baik sehingga mampu
bersaing dengan buku terjemahan bahkan mampu mengunggulinya.
Penulis produktif serba bisa ini berharap semoga semakin banyak orang yang mencintai buku, dan
minat baca di tanah air semakin meningkat. Bagaimanapun, buku bukan
saja sebagai media hiburan, tapi juga sebagai media informasi dan
pengetahuan. Banyak hal yang bisa kita petik dari sebuah buku.
Semoga juga, setiap orang bisa memperlakukan buku dengan lebih baik.
Jangan sampai buku dibiarkan tergeletak di mana saja, kotor, tak
terawat, dengan setiap lembarnya yang sudah keriting. Kasihan. Bahkan
kalau dirawat dan ditata dengan baik, deretan buku juga bisa jadi
dekorasi rumah yang sangat menarik [:)]
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !