Artikel Acak:
Home » , , , » Tias Tatanka : Sekali Memulai, Tak Boleh Berhenti

Tias Tatanka : Sekali Memulai, Tak Boleh Berhenti


Tias Tatanka
Tias Tatanka, ibu dari 4 orang anak ini, lahir di Solo, 31 Juli 1971.  Full time writer yang hobi travelling, dan telah menulis beberapa buku ini, kini mendedikasikan dirinya sebagai pendiri sekaligus volunteer di TBM Rumah Dunia yang dirintisnya bersama sang suami, Gol A Gong. Di sela kesibukannya mengisi Gempa Literasi, di Medan beberapa waktu lalu, ia menyempatkan diri menjawab pertanyaan crew C-Magz via email. 


Bagaimana nih kabar mbak Tias? Sedang sibuk apa?
Wa'alaikum salaam, alhamdulillah kabarnya baik semua. Lagi sibuk ngerjain pe er yang tertunda, beberapa rencana penulisan buku, mengurus Rumah Dunia, mengurus anak-anak dan bapaknya :)

  Di saat banyak keluarga lain kurang peduli dengan masalah pendidikan, juga bacaan anak-anaknya, keluarga mbak Tias justru concern memikirkan ini. Kegelisahan yang harus ditularkan kepada para keluarga lainnya. Bisa dishare, bagaimana mbak Tias menerapkan pendidikan di keluarga mbak, khususnya untuk anak-anak agar cinta dengan buku?
Anak-anak itu pembelajar sejati. Mereka lihat dari orangtuanya. Jadi kalau mau anaknya cinta buku, harus dimulai dari kedua orangtua. Nggak cuma satu ya. Harus ayah-ibu yang mencontohkan, bahwa buku itu istimewa. Dari sebuah buku dapat dijadikan beragam permainan, kuis. Orangtua harus inovatif kalau mau anaknya terpancing. Kalau cuma disodori buku, suruh baca, nggak akan jalan. Dampingi anak saat buka buku, ikut membaca dan jadikan itu sebagai kegiatan menyenangkan.

 Selama ini, keluarga mbak Tias dikenal sebagai keluarga pengarang. Salah satu potret keluarga ideal yang mengutamakan pendidikan dan cinta buku. Bisa kompakan gini, bagaimana ceritanya mbak?
Kalau kami masing-masing menulis dari dulu saat masih SMP. Di rumah, karena pekerjaan, kami selalu bicara tentang tulisan dan buku. Anak-anak sudah biasa dengar debat kami tentang naskah. Mereka biasa lihat kami bawa buku ke mana-mana. Itu yang mereka tiru. Tapi yang ikut menulis baru Bella. Dia lebih muda dari kami saat menerbitkan buku. Sekarang yang bungsu kayaknya mulai suka mengarang. Tapi biarlah, mereka menemukan sendiri jalan hidupnyaJ Tidak harus menjadi pengarang seperti kami.

   Bagaimana hal ihwal, mbak Tias dan mas Gong akhirnya punya ide untuk mendirikan Rumah Dunia? Apakah ini bentuk kegelisahan yang akhirnya diejawantahkan dalam bentuk Rumah Dunia?
Pada dasarnya kami satu visi, ingin punya learning centre, ingin melakukan sesuatu semampu kami untuk masyarakat sekitar, sebab kami ingin keberadaan kami bermanfaat. Selebihnya, karena lihat fenomena daya baca  anak-anak rendah dan sebab utama adalah akses ke buku, akhirnya kami tergerak untuk meminimalisir permasalahan itu. Kami sadar, tidak akan mampu bergerak sendiri, maka butuh teman-teman dari berbagai disiplin ilmu. Bersama relawan kami mengelola kegiatan di RD.

  Bagaimana apresiasi masyarakat di awal keberadaan Rumah Dunia dengan yang sekarang?
Mereka membiarkan kegiatan RD berlangsung. Mereka menunggu saat kami menagih pembayaran. Tapi hal itu tak terjadi. Mereka lalu bertanya, tak perlu bayarkah? Kami bilang tidak, ini bagian dari ibadah. Mulailah mereka tak hanya diam, tapi juga mendukung kami.  

 Bisa dishare ke C-Magz Lovers apa saja yang harus dipersiapkan jika ingin mengikuti jejak mbak Tias dan keluarga untuk mendirikan TBM? Baik segi administratif maupun yang lainnya.
Intinya begini, jangan pernah mengharap imbalan dari orang. Langkah awal, jalankan saja kegiatan. Sambil susun konsep jelas. Modal buku dan ruang, fleksibel. Kami mulai dari teras rumah dan tanpa rak. Tapi semangat terus ada dan rasa suka bergiat di sini. Selanjutnya, semua berjalan dan ternyata orang baik ada di mana-mana.

Kalau boleh tau, dan biar jadi motivasi C-Magz lovers, seiring keberadaan Rumah Dunia, sudah penghargaan apa saja nih yang diperoleh? Penghargaan untuk mbak Tias pribadi, maupun untuk TBM Rumah Dunia.
Buat aku pribadi:
-          Penghargaan Perempuan Kartini, pemprov Banten, 2005
-          Inspiring Woman dari DPW PKS Banten, 2008
-          Tribute to Real Woman dari Antara Foto – Plaza Semanggi, 2009
-          UMMI Award bidang pendidikan dan sosial, 2010

Buat RD apa saja ya, aku lupa :D,  TBM Kreatif salah satunya.

 Sejauh ini, sudah capaian apa saja yang terealisasi?
Sekarang RD memasuki tahap berbeda. Tidak lagi mengenalkan buku bacaan dan kegiatan, tapi sudah harus menjadikan bacaan sebagai modal untuk berkreasi. Ini tahap sulit menurutku. Kami seperti melewati lintasan yang sama waktu awal menggerakkan RD tapi dengan dimensi berbeda. Tak sesederhana dulu.

 Selain TBM Rumah Dunia yang sudah menjadi referensi puluhan TBM di berbagai wilayah di Indonesia, ada targetan apa lagi nih, yang menjadi impian mbak Tias?
Yang dewasa sudah punya buku sendiri-sendiri, tinggal yang usia anak-remaja yang butuh bimbingan dan latihan menulis agar standarnya terus meningkat.

Terakhir nih mbak, apa pesan mbak Tias untuk C-Magz Lovers yang ingin mengikuti kiprah mbak Tias dan keluarga?
Gerakan literasi ini kerja marathon yang tak pernah berhenti. Sekali memulai, tak boleh berhenti. Melelahkan, tapi membahagiakan. Jika semua dikembalikan pada-Nya, kita nggak usah khawatir, karena ada Ia yang akan membantu semua kesulitan ;) 

Oke deh mbak Tias, terima kasih atas sharenya untuk C-Magz Lovers ya. Sukses selalu untuk mbak Tias dan keluarga. (*TriLego)

Share this article :

2 komentar:

Tinggalkan jejak setelah berkunjung :)


Salam
C-Magz -Coloring Your Writing-

Sponsor

Sponsor
 
Support : Johny Template | Mas Template
Powered by : Blogger
Copyright © 2012-2013 C-Magz - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Edited by Baser