Artikel Acak:
Home » , » Berbagi Semangat dengan Secangkir Teh

Berbagi Semangat dengan Secangkir Teh


Judul              : A Cup Of Tea For Writer
Penulis          : Triani Retno A, Herlina P. Dewi, dkk
Penerbit        : Stiletto, Yogyakarta
Cetakan         : I, September 2012
Halaman        : 195 halaman
Harga             : Rp 40.000,-
ISBN               : 978-602-7572-06-5

Penulis, sebuah profesi yang akhir-akhir ini banyak digeluti masyarakat Indonesia. Tak hanya dari kalangan akademis, bahkan para politikus maupun artis banyak yang tiba-tiba menjadi penulis dan membuat buku.

Bagi orang yang mempunyai uang lebih, menerbitkan buku tentu bukanlah hal yang sulit, banyak penerbit indie yang kini bersedia menerbitkan buku dengan jumlah tertentu, tentunya dengan ongkos pribadi dari penulis.

Namun, berbeda dengan orang-orang yang hanya mempunyai modal skill tanpa memiliki dana yang cukup. Mereka harus bersaing dengan ketatnya seleksi di media atau penerbit untuk mewujudkan mimpinya menjadi penulis.

Berbagai rintangan harus dihadapi untuk menjadi penulis. Buku A Cup Of Tea For Writer ini adalah kumpulan kisah inspiratif tentang orang-orang yang berjuang di dunia tulis menulis. Triani Retno dan kawan-kawan pun meramu tulisan yang berdasarkan kisah nyata di dalamnya untuk menjadi spirit pembacanya.

Menjadi penulis ternyata tak semudah yang dikira, seperti Monica Anggen yang harus menghadapi banyak halangan, dari ditipu penerbit hingga bertengkar dengan Papanya yang tak suka dengan impiannya menjadi penulis. (hal 81-85)

Tentangan dari Papanya tak membuatnya patah semangat. Sebagai single parent ia tak hanya sekadar berjuang untuk mewujudkan mimpinya, tapi juga untuk menghidupi anak semata wayangnya. Dengan tertatih ia pun akhirnya menjalani dunia kepenulisan hingga kini bisa menghasilkan beberapa buku, baik fiksi maupun non fiksi (hal 85-89).

Dalam A Cup Of Tea For Writer ini, terdapat 20 kisah perjalanan karir para penulis. Dalam kisah-kisah inspiratif mereka, pembaca bisa belajar bagaimana harus menghadapi berbagai tantangan untuk menjadi seorang penulis.

Tak jarang di sela-sela usaha mereka dalam mewujudkan mimpi harus diiringi dengan tangis dan air mata. Namun, itu tak menyurutkan langkah mereka untuk meraih mimpi menjadi penulis.

Tidak hanya kisah sukses yang dapat pembaca dapatkan dalam A Cup Of Tea for Writer ini. Ada juga tips menulis dari Reda Gaudimo. Reda Gaudimo salah satu penulis yang sukses menggapai mimpinya, bahkan dengan menulis, telah mengantarkannya ke segala penjuru dunia, dari Bogor sampai New York, dari Makassar sampai Bahamas, dari Balikpapan sampai Paris. (hal 167 – 173).

Reda menyebutkan ada sepuluh tips untuk menjadi penulis. Yaitu, rajin membaca, rajin berlatih, mau menerima masukan, baca tulisan dengan suara keras, kuasai Bahasa Indonesia, kuasai tata bahasa, meniru idola, ikut pelatihan menulis, kirim tulisan ke media, dan menulis dengan hati.

Kisah tentang perjalanan menjadi penulis juga ditorehkan oleh Ina Inong dalam tulisan ‘Sang Pemula (Menjelang) Manula’. Ina Inong memilih menulis awalnya karena kebutuhan, ia ingin menambah pemasukan keluarga dengan melakoni pekerjaan menulis dari rumah.

Ina yang usianya sudah “matang” ini pun dengan berani menekuni hobi lamanya, menulis. Ina pun mulai mengikuti banyak pelatihan menulis bersama pemuda-pemudi berusia belasan dan awal dua puluhan (hal 149 -150). Dengan modal semangat, tulisan–tulisan Ina pun mulai menghiasi media dan bukunya diterbitkan oleh penerbit mayor (hal 150 – 158).

Dari kisah Ina Inong ini, pembaca dapat memetik pelajaran, bahwa usia bukanlah halangan untuk belajar. Dengan modal semangat dan pantang menyerah, impian bisa diwujudkan.

Masih banyak kisah lain dalam buku ini yang bisa membangkitkan semangat menulis para pembaca. Selain kisah inspiratif dan tips menulis, di dalam buku ini juga terdapat petikan-petikan quote dari para penulis ternama yang bisa menjadi penyemangat. Seperti quote dari Pramoedya Ananta Toer yang tertulis di halaman 110 :
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
(*Richa Miskiyya)
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Sponsor

Sponsor
 
Support : Johny Template | Mas Template
Powered by : Blogger
Copyright © 2012-2013 C-Magz - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Edited by Baser