Artikel Acak:
Home » , , » RENI ERINA : 13 kali Jungkir Balik

RENI ERINA : 13 kali Jungkir Balik

Ia yang memiliki hobi membaca buku, buku apa saja sampai orang tua kewalahan. Dari hobi membaca itu kemudian dialihkan ke dunia menulis. Menulis pun, menulis apa saja hingga kemudian hari tiba-tiba ia menjadi pengasuh majalah dinding, peliput freelance, penulis dan bergelut di media.

Reni Erina, begitu nama lengkap wanita kelahiran Jakarta itu mengenang kisah awal mulanya memulai karir di dunia kepenulisan. Mengenyam pendidikan di Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung, Jurusan Teater, wanita yang gemar mencicipi segala jenis cokelat itu kini menjabat sebagai Managing Editor di Majalah Story.
 
Semua bermula ketika ia duduk di bangku Sekolah Dasar. Tulisan sederhananya dicoba kirim ke Bobo di rubrik Tak Disangka/ Arena Kecil. "Tak disangka memang, baru pertama kali ngirim langsung dimuat. Hadiahnya alat-alat tulis. Saya kirim 3-4 kali dan dimuat," papar Reni mengingat masa itu.

Sebagai siswa teladan di sekolahnya, mau tak mau ia harus mempertahankan predikat itu. Reni terpaksa menghentikan dulu sementara waktu kegiatan menulisnya dan fokus ke ujian. Sejak vakum tersebut, Reni mengaku lupa bagaimana rasanya menulis.

Tahun 1990, Reni kembali menulis. Hal ini disebabkan karena ulah kakaknya yang membawa majalah Anita. Entah mengapa, cerita di majalah itu membuat Reni tersengat. Besoknya, ia merayu kakak untuk meminjamkan majalah itu lagi. Lalu seperti amunisi, ia bertekad kalau ia pasti bisa membuat suatu cerita seperti yang ada di majalah tersebut. Ia pun mulai mengetik.

"Ealaahh, pas nyoba-nyoba kirim, ditolak blaasss. Sampai 13 kali! Saya nangiiisss ... gak mau keluar kamar. Saya frustasi. 13 naskah dalam 1 tahun 6 bulan, ditolak semua!" Begitu reaksi Reni ketika ditanya pengalaman pertama kirim ke media.

Berkat Mamanya yang memberi usul agar memperbaiki naskah dan kirim ke majalah lain.  Alhasil, ketika kirim ke majalah HAI, 3 bulan berikutnya tulisanpun dimuat. " Waw, itu cerpen pertama saya. Tahun 1991 di majalah HAI!" Sejak saat itu, ia mulai paham bahwa tiap media mempunyai kebijakan masing-masing.

Ketika ditanya mengenai kesan selama 4 tahun sejak majalah Story lahir, melalui inbox ia mengemukakan, " mungkin karena sejak awal berdiri, Story sudah dimotori dengan visi membudayakan literasi dan mewadahi remaja untuk berliterasi dan berilustrasi, jadi ya menyenangkan. Cocok sekali dengan apa yang dicita-citakan. Mudah-mudahan Story menjadi media yang mewakili harapan dan keinginan remaja dalam berkreativitas." Ia juga mengungkapkan dengan lugas akan kebahagiaannya andai orang lain bisa menikmati tulisan yang dibuat untuk berbagi informasi. "Dan menyedihkan itu adalah ketika menemui banyak kendala di lapangan termasuk jam kerja yang tak tentu," begitu papar Reni ketika ditanya bagian dukanya.

Bagi sosok low profile seperti anak kedua dari 4 bersaudara ini, jurnalis adalah etika berinformasi. Ia selalu berusaha menjaga itu di mana pun dan untuk siapapun ia bekerja. Ini penting. Dan alhasil, dengan sikapnya itu ia mengaku kalau sebagian mimpi-mimpinya sudah terwujud. " Bisa bekerja di bidang yang aku sukai, memiliki banyak teman, mempunyai komunitas, mempunyai grup pelatihan kepenulisan dan menjadi motivator menulis adalah mimpi-mimpiku yang saat ini sudah dan sedang aku raih."

Edisi kali ini, Reni Erina atau kerap dipanggil Bunda Erin akan membeberkan tips-tips rahasia menulis 'unyu'. Hmm ... Itu lho, kata lain dari teenlit. Seperti yang sudah pembaca ketahui, Bunda Erin dikenal pula dengan tulisan-tulisannya yang super nge-teen. Nah, seperti apa tips yang akan beliau beri? Yuk, simak!

  1. Menulis itu butuh pasokan. Kita bisa mendapatkannya dengan cara banyak membaca. Jangan asal membaca tetapi pilih buku-buku yang bagus.
  2. Menulis juga membutuhkan keterampilan yaitu dengan pengenalan cara menulis yang baik.
  3. Menulis juga membutuhkan wawasan yang luas. Kita bisa mendapatkannya dengan cara berkomunitas, mengenal banyak orang, mengamati banyak hal. Itu semua berguna bagi pengetahuan dan informasi, juga mengasah kepekaan kita terhadap suatu hal yang dari apa yang kita temui/ lihat, dengar dan rasakan.
  4. Bagian ini yang penting : menulislah dengan ceria hati, biasakan rileks. Hati yang riang dan terbuka akan membuat tulisan kita sangat teenlit. Jangan lupa untuk memasoknya dengan banyak membaca naskah-naskah masa kini supay atahu perkembangan teenlith jaman sekarang. 

Gimana teman-teman, keren kan tips-nya? 

Mengenai harapan Bunda Erin di Hari Bumi, ia mengatakan, "kenapa harus jauh-jauh memikirkan bumi tercinta Indonesia kalau dalam bermasyarakat saja kita masih belum 'belajar' dari hari-hari kemarin? Tawuran, perseteruan, pertikaian samapi segala atributnya adalah salah satu yang membuat bumi semakin panas. Kenapa? Kita semua memikirkan ego masing-masing sehingga lupa apa yang harus dilakukan untuk bumi kita. Ego makin tinggi, bumi pun makin memanas.

Lalu bagaimana untuk mencegah bumi semakin memanas dan menekan ego yang semakin tinggi? "Mulailah dari saling menyayangi, saling menghormati dan menjaga supaya semua adem, tentram dan bumi ikut tentram, lalu akan ada banyak waktu luang untuk memikirkan langkah apa yang seharusnya dilakukan untuk bumi kita," paparnya. (*Mega)
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Sponsor

Sponsor
 
Support : Johny Template | Mas Template
Powered by : Blogger
Copyright © 2012-2013 C-Magz - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Edited by Baser